Notification

×

Iklan

Iklan

Gedung SDN Puncak Tugu Kecamatan Pabuaran Ambruk Akibat Di Terpa Hujan Deras Dan Atap Keropos

Senin, 21 Oktober 2024 | 13:15 WIB Last Updated 2024-10-21T06:15:24Z
SMartnewsroom.com, SUKABUMI || Akibat kondisi atap bahan bangunan gedung ruangan kelas 3 Sekolah Dasar Negeri (SDN) Puncak Tugu, Kampung Puncak Tugu, Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Senin 14 Oktober 2024 lalu, ambruk. Untuk waktu dan jadwal kegiatan belajar mengajar terpaksa digilir.

Kepala SDN Puncak Tugu, Dedi Setiadi mengatakan, gedung sekolah tersebut, dibangun pada pada tahun 2011, sebagaian bangunannya terbuat dari material berbahan kayu dan atap genteng, sejak seminggu sebelum kejadian, terlihat alami keropos dan terancam ambruk.

"Karena bahan bangunannya sudah lapuk bisa merubuhkan sekolah ini, seminggu sebelum ambruk, saya sudah pindahkan dengan buat berita acara. Anak-anak (para siswa) tersebut tidak (boleh menempati ruangan) ke kelas. Ketika hari Senin tanggal 14 Oktober 2024, Jam 05:30 WIB, tiba-tiba ambruk karena kayu-kayunya sangat keropos sekali dimakam rayap-rayap dan kemakan waktu sangat lama dan pada hari itu tidak ada satupun siswa dan guru berada ditempat. Dan saya sudah evakuasi barang-barang sisa ambruk dikeluarkan, dan buku-bukunya dievakuasi ditempatkan yang lebih aman di ruang kelas 2, "Kata Kepala SDN Puncak Tugu, Dedi Setiadi kepada SMartnewsroom.com," Senin (21/10/2024).

Kepala SDN Puncak Tugu, Dedi Setiadi menjelaskan, selain bahan bangunan sebagian keropos disebab usia bangunan, juga disebabkan hujan dan cuaca buruk penyebab atap sekolah ambruk.

"Yang ambruk ini kelas 3, penyebabnya adalah bahan bangunannya sudah keropos dan hujan besar karena tidak kuat menahan beban genting yang sangat berat, maka kelas 3 ini ambruk," ujar Kepala SDN Puncak Tugu, Dedi Setiadi.

Adapun jumlah siswa diruangan kelas 3, Dedi menyebutkan, sebanyak 28. Sementara proses belajar mengajar, terpaksa gunakan kelas lain.

"Proses belajar sekarang untuk sementara kelas 3 ditempatkan dikelas 2, dan untuk kelas 1 dan kelas 2, dibagi waktu belajar. Kelas 1 bagian pagi, kelas 2 bagian Siang," tambah Kepala SDN Puncak Tugu, Dedi Setiadi.

Kepala SDN Puncak Tugu, Dedi Setiadi mengaku, pasca kejadian, pihaknya telah melapor ke Dinas terkait dan sejumlah instansi terkait mengenai kondisi keruskan gedung SDN Puncak Tugu.

"Saya sudah tiga kali buat berita acara untuk dilaporkan dinas terkait, PGRI, kemudian ke Kecamatan, P2BK. Saya berharap kepada pihak dinas, agar segerah bertindak karena ini sangat penting untuk pembelajaran jangan sampai di pagi siangkan, jadi kami mohon kepada pihak dinas segerah menyurvey lokasi ini, agar dilaksanakan perehabatan atau apapun untuk mengatasi pembelajaran di SD Puncak Tugu ini," ujar Kepala SDN Puncak Tugu, Dedi Setiadi.

"Kerugian yang kami taksir karena ini ambruk semua sekitar 100 jutaan, karena semua kayu-kayu tidak bisa terpakai. Ruangan lain tidak ada merembet. Dinyatakan kelas lain aman," tutup Kepala SDN Puncak Tugu, Dedi Setiadi. (Muhammad Fikri Fauzi).

Redaktur: R. Hamza Fauzi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update